.:

Kamis, 27 Januari 2011

Kursi Antik Madura

Kursi Antik Madura buatan tahun 1920

Banyak yang bilang kalau Kursi Antik Madura ini sangat cantik, waahhh… saya setuju sekali karena saya sendiri pun sampai sekarang masih terus mengaggumi keindahan dan kecantikan kursi ini. Bentuknya nggak macem-macem, sangat simple dihiasi dengan sedikit ukiran pada bagian tengah sandaran kursi dan tangannya, juga ditunjang dengan kakinya yang kokoh menyerupai botol segi empat terbalik serta ukurannya yang terbilang besar semakin membuatnya terlihat elegan dan berkharisma.

Kursi Antik Madura ini terbuat dari bahan kayu jati tua yang masih asli dipadukan dengan anyaman rotan yang dipasangkan pada kedua sisinya baik untuk alas duduk maupun sandarannya semakin menambah kecantikannya, dilengkapi dengan meja bundar yang simple namun tetap terlihat kokoh dan semakin mempesona. 

Saya menemukan kursi cantik ini di toko furniture barang antik di sekitar tempat tinggal saya, menurut si penjual bahwa Kursi Antik Madura ini dibuat pada tahun 1920, seluruh bagian kayunya masih asli dan belum ada perbaikan sedikitpun kecuali pada bagian rotannya telah diganti baru. Mungkin karena kursi ini buatan jaman Belanda, maka bentuknya sedikit berbeda dari furniture khas Madura yang sekarang banyak diproduksi. Kalau sekarang ini furniture Madura mempunyai ukiran yang jauh lebih banyak dan berwarna warni, namun masih ada kesamaan yang tetap tidak ditinggalkan yaitu bentuknya yang besar dan kokoh sehingga menjadikannya memiliki ciri khas tersendiri.

Terus terang setiap kali saya memandang Kursi Antik Madura ini maka setiap kali itu pula saya semakin jatuh cinta padanya…



Mobile: 082-111-011-968
-SOLD-

Rabu, 26 Januari 2011

Lampu Meja Fosil Kayu

Lampu Meja Fosil Kayu

Saya sangat menyukai koleksi saya yang satu ini, Lampu Meja Fosil Kayu. Anda tentu mengetahui bahwa fosil kayu tak jauh berbeda dengan fosil batu, materialnya berupa kayu yang tertimbun selama ratusan hingga jutaan tahun di lapisan dalam tanah dan ketika diangkat ke permukaan bumi, bongkahan kayu yang sudah membatu ini tiada ternilai indahnya.

Sebuah fosil kayu bisa didesain beragam bentuk dengan berbagai ukuran, tinggal dipoles, fosil itu akan menjadi bagian interior ruangan yang memikat. Semakin tak beraturan warnanya, penampilan fosil kayu semakin mempesona, polesan yang halus menghasilkan kilauan alami tiada bandingnya, karena itulah fosil kayu tergolong barang mewah dan berkelas.

Saya mendapatkan Lampu Meja Fosil Kayu ini dari seorang Pengrajin kayu di Jogyakarta, begitu melihat lampu meja ini saya suka sekali. Tampilannya sederhana ditunjang dengan kap lampu yang bermotif anyaman kulit bambu membuat fosil kayu betul-betul terlihat sebagai point of interest. Terlebih lagi tekstur fosilnya yang kasar dan tidak beraturan serta warnanya yang alami semakin menambah keindahannya dan menarik perhatian siapapun untuk melihatnya.

Bagaimana menurut anda? Cantik bukan Lampu Meja Fosil Kayu ini…



Mobile: 082-111-011-968

Hiasan Penganten Bali

Hiasan Dinding Penganten Bali

Apabila melihat hiasan Penganten Bali ini pasti anda akan langsung tahu dari mana hiasan dinding ini berasal. Bali yang dikenal dengan sebutan Pulau Dewata ini memang tidak saja terkenal dengan seni tarinya yang lemah-gemulai di iringi dengan suara gamelan yang dinamis mistik sebagai the magic sound ke mancanegara tetapi juga terkenal dengan seni rupanya. Hampir diseluruh tempat di Bali penuh nilai dekoratif, hiasan ukiran, lukisan, pahatan, yang memunculkan kekhasan seni budaya Bali yang penuh taksu yang bersumber dari nilai-nilai lokal genius.

Tetapi lucunya, hiasan dinding berupa sepasang Penganten Bali ini bukan saya dapatkan dari daerah asalnya melainkan dari salah satu kios di Jalan Surabaya (Surabaya Street) yang terkenal dengan pasarnya barang antik di Jakarta. Pasar Barang Antik ini sudah berdiri sejak tahun 1974 yang peresmiannya dilakukan oleh Ali Sadikin, Gubernur Jakarta pada masa itu. Sebelum keberadaan pasar barang antik Jalan Surabaya dibuka, umumnya para pedagang barang antik yang ada di pasar ini menjajakan barangnya dengan cara dipikul sambil berkeliling kota lama Jakarta untuk mencari pembeli. Sekarang ini sebut saja barang antik apa yang akan anda cari pasti bisa ditemukan disana karena disepanjang jalan Surabaya ini berdiri kios-kios yang menjual barang-barang antik seperti boneka wayang, porselen, patung kayu, topeng, peralatan makan dari kuningan dan perak, lampu antik, pajangan logam, ornamen-ornamen kuno, telepon antik, kamera kuno, kain tenun kuno, piringan hitam, dan masih banyak lagi.

Saya sering mendengar kabar kalau berbelanja di pasar barang antik Jalan Surabaya ini harus pintar menawar karena pada awalnya harga yang ditawarkan akan sangat mahal maklum target marketnya adalah para turis mancanegara, begitu pula halnya dengan cerita hiasan dinding Penganten Bali koleksi saya ini, menurut si penjual usia hiasan dinding ini sudah tua sekali, memang sih kalau dilihat dari bentuk dan tampilannya terlihat sudah kuno dan terlebih lagi ada bagian yang sudah somplak di mahkota penganten wanitanya. Berbekal tips yang sudah saya miliki ditambah keadaan barangnya yang cacat maka saya bisa mendapatkan hiasan dinding penganten Bali ini dengan harga yang sangat miring. Yaahhh… lumayan hitung-hitung irit ongkos pesawat bolak balik Jakarta Bali, dan sekarang hiasan dinding Penganten Bali yang cantik ini terpasang apik di daun pintu toilet Roemah Tempo Doeloe kami.

Saya pribadi sebagai orang yang mencintai barang kuno dan antik sangat betah berlama-lama di Jalan Surabaya ini walaupun hanya sekedar untuk melihat-lihat saja, kadang Suami saya sampai capek menemani istrinya yang nggak selesai-selesai…



Mobile: 082-111-011-968

Selasa, 25 Januari 2011

Lukisan Pak Tua

Lukisan Pak Tua

Nah kalau lukisan ini adalah lukisan kesukaan Suami saya, Beliau menyebutnya ‘Lukisan Pak Tua’ hasil karya dari salah satu pelukis ternama di Indonesia (tetap masih saya rahasiakan nama pelukisnya karena saya tidak mempunyai tujuan untuk berpromosi), lukisan ini kami dapatkan dari pemilik sebelumnya Roemah Tempo Doeloe kami dan menurutnya lukisan ini sudah sangat tua usianya. Lukisan ini menggambarkan seorang Bapak tua yang terlihat telah mengalami banyak peristiwa di kehidupannya tersirat jelas dari guratan di wajahnya, mengenakan topi caping dan pakaian yang sudah lusuh karena terlalu sering di cuci serta terselempang sarung kotak-kotak di dadanya yang warnanya pun sudah mulai memudar.

Akan tetapi menurut Suami saya, apabila diperhatikan kembali wajah si Pak Tua pada lukisan ini terlihat sorot kebahagiaan yang memancar dari matanya dan tampak jelas dari senyum yang tersungging di bibirnya, sebuah senyum yang menandakan kebahagiaan yang tulus. Tambahnya lagi, si pelukis telah berhasil menyampaikan pesannya bahwa ukuran bahagia pada diri manusia tidak dapat di ukur dengan berlimpahnya harta, pangkat dan jabatan yang tinggi, karena itu semua tidaklah abadi hanya bersifat sementara, semua akan musnah dan hilang bersama waktu yang terus bergulir dan pada akhirnya hanya kekecewaan dan stres yang akan didapat.

Kalau dipikir-pikir apa yang dikatakan oleh Suami saya betul sekali, memang ukuran kebahagiaan hanya dapat di rasakan oleh setiap diri manusia, manakala apa yang telah di dapatinya mendapatkan ridho yang tulus bukan saja dari sesama manusia akan tetapi dari yang serba 'Maha ' yaitu Allah SWT, maka manusia seperti ini akan menjadi sangat bahagia baik di dunia maupun di akhirat, karena manusia seperti ini biasanya akan selalu mensyukuri apa yang telah di dapatnya dengan penuh keikhlasan dan keridhoan semata. Harta yang berlimpah tidak ia dapatkan begitu saja dengan cara yang mudah akan tetapi penuh dengan perjuangan dan do’a yang selalu menyertainya. Begitu juga dengan pangkat atau kedudukan, orang yang seperti ini akan memandang itu semua sebagai amanah yang harus di pertanggungjawabkan baik di hadapan manusia terlebih di hadapan Allah SWT yang Maha Adil hukumannya.

Eehhmm… jadi panjang kan uraian saya atas Lukisan Pak Tua ini. Yang jelas saya semakin sayang dengan Suami saya, karena banyak hal-hal baik yang terus diajarkannya kepada saya dan anak-anak. Lukisan Pak Tua ini kami gantung di ruang keluarga Roemah Tempo Doeloe kami sebagai pengingat kami untuk selalu bersyukur atas apa yang telah kami miliki guna menggapai kebahagiaan yang hakiki yang penuh ketulusan dan keridhoan dari Allah SWT, Insyaallah.. Amiin YRA..

~ PRIVATE COLLECTION ~

Hiasan Kepeng Kuno, Bali

Bhatara Rambut Sedana dari Kepeng Kuno, Bali

Saya pribadi sangat menyukai seni budaya dan adat istiadat Bali begitu pula halnya dengan suami saya, oleh karena itu desain tropikal bernuansa Bali merupakan pilihan yang kami usung dalam mendesain Roemah Tempo Doeloe kami, itu juga sebabnya kenapa banyak barang-barang dan pernak pernik di rumah kami yang bernuansa dan berasal dari Pulau Dewata tersebut, salah satunya adalah hiasan dinding yang terbuat dari Kepeng Bali yang sudah kuno. 

Hiasan dinding ini saya dapatkan di salah satu galeri barang antik di Bali dan menurut si penjual bahkan usianya sudah hampir 30 tahunan. Hiasan dinding ini berbentuk patung pria dan wanita yang dikenal sebagai 'Bhatara Rambut Sedana' atau biasa disebut Dewa Kemakmuran, terbuat dari kayu pada bagian mukanya (pererai) dan untuk mahkota serta tubuhnya terbuat dari anyaman/untaian uang kuno Bali yang dikenal dengan sebutan ‘Kepeng’ juga potongan kaca. Kepeng adalah mata uang yang dahulu dipergunakan sebagai alat tukar di Bali, terbuat dari logam/kuningan/perunggu yang memiliki lubang berbentuk segi empat pada bagian tengahnya, orang Belanda biasa menyebutnya Chinesche Duit atau juga Chinese Coins.
 

Untuk membuat sepasang hiasan dinding Bhatara Rambut Sedana ini bisa menggunakan hampir 2,000 keping kepeng yang dijalin dengan sangat indahnya dan konon kabarnya khusus untuk pembuatan hiasan Bhatara Rambut Sedana ini proses pengerjaannya wajib memikirkan dewasa ayu (hari baik) yang diawali dengan mengaturkan banten pejati (sesajen) bahkan jenis kayu yang dipergunakan juga tidak boleh sembarangan namun menggunakan kayu-kayu pilihan. Konon menurut kepercayaan masyarakat Hindu di Bali, Bhatara Rambut Sedana yang sering disimbolkan dengan patung-patung atau archa atau pratima kecil yang terbuat dari uang kepeng ini di percayai sebagai patung yang akan membawa keberuntungan.

Saat ini hiasan Bhatara Rambut Sedana kuno tersebut tergantung manis di dinding sebelah kanan dan kiri mengapit pintu belakang Roemah Tempo Doeloe kami menuju ke arah Gazebo, semoga saja keberuntungan dan kemakmuran selalu menyertai keluarga kami.. Amin YRA


~ PRIVATE COLLECTION ~

Senin, 24 Januari 2011

Jam Transistor JAZ

Jam Transistor JAZ buatan French

Amour à première vue, jatuh cinta pada pandangan pertama, itu yang terjadi pada saya sewaktu pertama kali melihat jam dinding transistor merk JAZ, buatan Perancis ini. Memang segala sesuatu yang berbau Perancis pasti membuat saya jatuh cinta, mulai dari bahasanya yang terkenal paling eksotis, arsitektur bangunan-bangunannya yang bergaya klasik serta yang paling saya suka adalah Menara Eifel. Ehm.. jadi teringat waktu saya dan keluarga berlibur kesana...

Jam dinding ini terbilang sudah kuno karena menurut artikel yang pernah saya baca bahwa pada tahun 1934 Compagnie Industrielle de Macanique Horelogere pertama kali mulai memperkenalkan jam buatannya dengan merk JAZ yang dikenal dengan desain Art Deco nya yang unik pada masa itu, seperti menggunakan besi tempa, plat yang terbuat dari marmer atau porcelain serta menggunakan hiasan kuningan.

Saya mendapatkan jam dinding ini dari seorang kolektor jam di Jakarta, bentuknya yang unik dan kental dengan nuansa Eropa menggunakan angka Romawi juga dihiasi dengan motif-motif yang memang sering kita lihat pada benda-benda seni buatan benua itu. Terbuat dari besi tempa dan dihiasi ukiran motif daun nan klasik di sudut-sudutnya yang terbuat dari kuningan termasuk juga pada platnya semakin menambah kesan vintage pada jam dinding ini. Uniknya lagi jam ini dilengkapi dengan indikator hari dan tanggal yang menurut saya sangat cocok apabila diletakkan di pantry Roemah Tempo Doeloe kami, au revoir..



Mobile: 082-111-011-968
- SOLD -

Minggu, 23 Januari 2011

Dulang Bali Kuno

Dulang Bali Kuno

Anda pasti bingung melihat meja ini, sama halnya dengan saya waktu itu, kalau saya tidak melihat sendiri saya juga pasti bingung karena apa kegunaan dari meja kecil seperti ini, ukurannya yang pendek tidak seperti ukuran meja pada umumnya. Saya melihat meja ini pertama kali di Galeri barang antik di Bali, digunakan oleh si Kolektor untuk meletakan barang-barang pribadinya.

Bentuknya yang unik dengan hiasan ala Bali serta catnya yang beraneka warna seketika saja menarik perhatian saya, menurut penjelasan si Kolektor bahwa meja ini di sebut ‘Dulang’ biasa digunakan untuk meletakkan sesajen bagi masyarakat Bali. Menurutnya, apabila saya tertarik untuk memiliki Dulang, maka saya bisa mendapatkannya dibanyak tempat di Bali karena memang Dulang sampai dengan saat ini masih terus diproduksi. Mengingat Bali yang terkenal dengan adat budaya dan tradisinya yang sangat kental apalagi yang berhubungan dengan upacara adat maka Dulang merupakan prasarana yang selalu digunakan setiap hari sehingga telah menjadi kebutuhan yang sangat primer dikalangan masyarakat Hindu di Bali, tambahnya lagi.

Pada awalnya Dulang ini adalah koleksi pribadi dan tidak untuk dijual karena menurut si Kolektor tersebut Dulang yang dimilikinya ini adalah Dulang Kuno peninggalan dari keluarganya dan sudah berusia ratusan tahun. Memang kalau dilihat dari bentuknya sendiri sudah tidak bisa dibilang mulus dimana catnya yang sudah mulai memudar dan ada gompel dibeberapa bagian pinggir Dulang tersebut, tetapi justru karena kuno nya itulah yang membuat saya tertarik.

Lagi-lagi bukan saya namanya kalau tidak tertarik untuk memiliki Dulang kuno ini, maka dengan segala upaya dan tentunya tidak sedikit kocek yang harus saya keluarkan akhirnya Dulang Bali Kuno ini berhasil saya miliki, sekarang Dulang ini saya gunakan sebagai meja kecil di ruang keluarga Roemah Tempo Doeloe kami..

~ PRIVATE COLLECTION ~

Sabtu, 22 Januari 2011

Termos Es Tempoe Doeloe

Termos Es Tempo Doeloe

Bila melihat termos es ini saya yakin anda pasti akan teringat masa lalu, begitu juga dengan saya. Biasanya termos ini digunakan sebagai tempat menyimpan es lilin dimana pada bagian dalamnya ada lapisan yang terbuat dari beling sehingga es yang ditaruh didalam termos ini tidak akan mudah mencair.

Termos es yang populer pada dekade 1960 hingga 1970-an ini keberadaannya sudah mulai menghilang bahkan terbilang cukup langka karena tergeser dengan termos plastik, padahal kalau dilihat dari segi kualitas dan ketahanan es tentunya termos es ini jauh lebih unggul apalagi bila dilihat dari segi tampilannya yang penuh dengan warna mempesona.
 

Koleksi termos tua seperti milik Nenek ini memang terlihat sangat kuno apalagi sekarang termos semacam ini sudah tidak diproduksi lagi. Tetapi lucunya justru karena antik dan kuno termos ini banyak diburu orang, bukan untuk digunakan sebagaimana fungsinya tetapi selain bernilai seni tinggi juga sebagai pelengkap dan pemanis desain interior ruangan, mungkin karena usia dan desainnya yang antik menjadikannya memiliki daya pikat tersendiri.
 

Memang banyak cara untuk melepaskan kerinduan dan mengingat indahnya kenangan manis di masa lalu, seperti contohnya saya yang masih menggunakan termos es tempo doeloe ini untuk menyimpan es batu di Roemah Tempo Doeloe kami..

~ PRIVATE COLLECTION ~

Tempat Lilin Antik

Tempat Lilin Antik

Tempat lilin atau biasa disebut Candle Holder ini terbuat dari besi cor tebal berwarna hitam, karena desainnya yang simpel, elegan nan indah ini lah yang telah membuat saya jatuh hati waktu pertama kali saya melihatnya. Tergeletak begitu saja diantara puluhan barang-barang tua lainnya di galeri salah satu kolektor barang antik di sekitar rumah tinggal saya. Tidak jelas buatan mana dan tahun berapa tempat lilin ini dibuat tetapi dengan desainnya yang penuh kesederhanaan ditunjang dengan warnanya yang hitam pekat sudah barang tentu semakin menambah ke elokannya.
 

Saya adalah tipe orang yang senang berkhayal, sudah jadi rahasia keluarga dan para sahabat saya kalau khayalan saya ini bila dikumpulkan dan dituangkan dalam sebuah buku mungkin sudah menghasilkan berjilid-jilid buku. Tetapi justru dari kesenangan saya ini saya bisa melihat, membayangkan dan mengkhayalkan keindahan suatu barang yang mungkin bagi sebagian orang tidak menarik (saya tidak bermaksud menyombongkan diri loh..). Begitu pula yang terjadi dengan cerita tempat lilin cantik ini, menurut si kolektor tempat lilin ini sudah lama menjadi penghuni galeri nya dan belum ada satu orang pun yang meliriknya apalagi membelinya.
 

Sekarang tempat lilin antik ini melengkapi keindahan meja makan Roemah Tempo Doeloe kami, bahkan karena andil tempat lilin ini, meja makan hasil dekorasi saya pernah menjadi juara satu loh di acara Dining Table Decoration Competition di sekolah anak saya yang sulung.
 

Nah, bagaimana dengan anda, pasti anda setuju dengan saya bahwa tempat lilin antik ini memang cantik dan pantas untuk di koleksi…



Mobile: 082-111-011-968

Lukisan Hutan Bambu

Lukisan Hutan Bambu

Dari beberapa lukisan yang saya koleksi maka lukisan inilah yang paling saya suka, saya menyebutnya ‘Lukisan Hutan Bambu’ hasil karya salah satu pelukis ternama di Indonesia (sengaja tidak saya tuliskan nama pelukisnya karena tidak bermaksud untuk promosi). Lukisan ini menggambarkan seorang wanita yang sedang berjalan sendirian di senja hari memasuki hutan bambu yang menjulang tinggi dan sangat indah dihiasi dengan frame antik yang terkesan vintage semakin menambah pesona keindahannya.
 

Dengan memandang Lukisan Hutan Bambu ini fikiran saya langsung melayang dan membayangkan apabila saya yang menjadi wanita tersebut, berjalan sendirian memasuki hutan bambu di senja hari terasa sangat tenang bahkan saya bisa merasakan semilir angin dan suara bisu desirannya yang berbisik di celah hutan bambu.
 

Wah, sepertinya saya kehabisan kata-kata apabila harus menuliskan arti dari lukisan ini, lihat saja tulisan saya diatas, dijamin anda malah bingung membacanya. Pokoknya yang jelas setiap kali saya melihat Lukisan Hutan Bambu yang indah ini maka fikiran saya akan tenang dan rileks.
 

Saya mendapatkan lukisan ini dari salah seorang kolektor lukisan di Jakata, menurut Beliau lukisan ini sudah berusia puluhan tahun dan konon kabarnya lukisan yang menggambarkan hutan bambu dikenal sebagai lambang kemakmuran dan bisa mendatangkan kebahagiaan. Bisa dibayangkan bagaimana reaksi saya sewaktu mendengarnya, semakin jatuh cinta saja saya dengan Lukisan Hutan Bambu ini.
 

Lukisan Hutan Bambu nan indah ini saya gantung di salah satu dinding ruang makan Roemah Tempo Doeloe kami, eehhmm… semoga saja apa yang dikatakan kolektor itu benar.. Amiin YRA..

~ PRIVATE COLLECTION ~

Jumat, 21 Januari 2011

Lampu Gantung Berkaca Patri

Lampu Gantung Berkaca Patri

Unik, antik dan indah, hal ini yang terbersit dalam benak saya begitu saya melihat lampu gantung yang dihiasi dengan kaca patri aneka warna yang masih orisinil serta dilengkapi dengan jendela di setiap sisinya. Bentuk lampu gantung ini sangat unik bagian atasnya lebih mirip seperti lumbung padi, pada bagian tengah dipenuhi dengan ornamen kaca patri berjendela sementara dibagian bawahnya konon adalah tempat minyak yang saat ini sudah diganti menggunakan listrik. Untuk bagian atas dan bawah terbuat dari bahan kuningan yang sudah menghitam dan sayangnya lagi ada bagian jendela yang hilang serta disalah satu kaca patrinya ada yang retak, entah karena sudah tua atau cara penyimpanannya yang kurang terawat.
 

Bagi saya, seni kaca patri atau yang biasa disebut stained glass merupakan seni yang sangat indah dan membutuhkan ketelitian serta keterampilan yang tidak bisa dibilang mudah. Menurut artikel yang pernah saya baca bahwa seni ini dilakukan dengan cara mematri atau menyambung bagian atau potongan menggunakan patri atau timah sebagai pengikatnya. Kaca patri biasanya berbentuk geometris segi empat atau lingkaran, lalu dibentuk sedemikian rupa sehingga tampilannya menjadi cantik mengikuti pola tertentu. Pancaran warna yang dihasilkan kaca makin cantik jika terkena cahaya matahari. Sama halnya dengan mosaik pada pemakaian lantai, kaca patri juga menerapkan cara pemasangan puzzle.
 

Sama dengan koleksi tempo doeloe saya yang lainnya, lampu gantung ini saya dapatkan dari seorang kolektor yang pada awalnya hanya akan dijadikan koleksi pribadi dan tidak untuk dijual, tetapi bukan saya namanya kalo saya tidak berhasil mendapatkan lampu gantung nan cantik ini. Menurutnya lampu gantung berkaca patri ini kira-kira usianya sudah hampir 25th dan berasal dari Cirebon, yang memang menurut sejarahnya seni lukis kaca adalah merupakan salah satu kesenian tradisional Cirebon. Konon kabarnya sejak abad ke-19 sampai awal abad ke-20 atau hingga tahun 1950-an, hampir semua rumah di Cirebon menggunakan gambar kaca, bukan hanya untuk hiasan melainkan berfungsi dan diyakini sebagai penolak bala.
 

Ehhm.. beruntungnya saya bisa memiliki lampu gantung patri yang cantik ini, sehingga Gazebo di belakang Roemah Tempo Doeloe kami jadi semakin indah karenanya… 

Status: S O L D

Kamis, 20 Januari 2011

Telepon Putar Ericsson # 1

Telepon Antik Putar Merk Ericsson, Swedden (Koleksi # 1)

Benar seperti artikel yang pernah saya baca bahwa pesona telepon putar kuno memang sungguh selalu memikat hati, hal ini pun berlaku untuk saya, apalagi warna hitamnya yang orisinil membuat telepon ini semakin tampak kekar, gagah dan menawan. Entah karena memang saya suka barang antik atau memang saya suka warna hitam, yang jelas kedua-duanya saya suka, saya menyukai barang antik apalagi bila berwarna hitam.. Namun sayangnya, keberadaan telepon putar masa lampau seperti ini terbilang langka dan susah ditemukan.

Melihat bentuknya pun saya sudah sangat jatuh cinta terhadap telepon bergaya vintage ini, dimana pada bagian microphone-nya dilengkapi dengan bibir corong membuat telepon ini semakin terkesan antik. Belum lagi ternyata merk telepon kuno model putar ini adalah Ericsson buatan Sweden, sebuah merk ternama dikalangan produk komunikasi dunia dan merupakan salah satu produsen telepon yang cukup bersejarah.

Saya mendapatkan telepon putar kuno ini dari seorang kolektor barang antik, kondisinya masih mulus dan orisinil serta bisa digunakan baik untuk menelepon keluar maupun menerima, kontan telepon putar istimewa ini langsung saya pasang diruang keluarga kami. Mendengar deringnya yang memiliki ciri khas tersendiri membuat saya langsung terbayang film-film tempo doeloe yang pernah saya tonton. Konon kabarnya telepon dengan tipe seperti ini sangat umum dimiliki oleh rumah tangga kelas menengah dekade tahun 1960 - 1970-an dengan rumah dan bangunan berarsitektur jengki, seperti Roemah Tempo Doeloe kami..

Status: S O L D

Rabu, 19 Januari 2011

Jam Weker # 1

Jam Weker Putar Merk Looping Buatan Swiss (Koleksi # 1)

Saya mendapatkan jam weker cantik ini dari seorang kolektor jam di Jakarta, menurut saya jam weker ini sangat indah walaupun diameternya hanya 8 cm tetapi terlihat sangat simple, elegan dan kokoh. Jam weker merk Looping ini sangat cocok untuk orang malas seperti saya karena jam unik ini cukup hanya diputar sekali untuk 8 hari kedepan juga dilengkapi dengan fungsi tanggal, sementara kalau jam weker pada umumnya harus diputar setiap hari dan saya jarang melihat jam weker yang dilengkapi dengan fungsi tanggal.
 

Terbuat dari kuningan tebal yang masih terlihat bagus walaupun pada kacanya ada beberapa bagian yang tidak bisa dikatakan mulus lagi namun seluruh bagian pada jam ini masih orisinil dan berfungsi dengan baik. Menurut perkiraan si kolektor kalau jam weker putar ini kemungkinan dibuat sebelum tahun 1964 di negara Swiss.
 

Eehmm, pantas saja terlihat kokoh ternyata jam weker ini buatan Swiss yang memang terkenal dengan sebutannya sebagai Negeri Jam. Jam buatan Swiss telah dikenal sebagai yang terdepan dalam perpetaan jam dunia, reputasi ini didapat bukan tanpa alasan, karena selama ratusan tahun manufaktur jam di Swiss telah ditempa untuk menciptakan jam berkualitas teknis terbaik meliputi keakuratan, keandalan, ketahanan terhadap air dan guncangan. Tidak lupa juga segi estetika yang dijaga dengan baik, keindahan desainnya yang elegan sangat patut untuk dinikmati. Bahkan jam buatan Swiss dipandang sebagai lambang kesempurnaan dengan kualitas istimewa, karya seni buatan tangan seorang maestro, dan hanya orang-orang terbaik di bidangnya yang patut memakainya.
 

Waah saya jadi merasa tersanjung apabila mengingat artikel tersebut diatas...



Mobile: 082-111-011-968

Selasa, 18 Januari 2011

Cermin Antik

Cermin Antik Buatan Rusia

Cermin antik ini terlihat sangat klasik dengan tampilannya yang rastik, terbuat dari bahan kuningan yang berat dilengkapi dengan ukiran-ukiran khas Eropa pada sekeliling cermin dan dudukannya. Cermin ini sangat unik karena pada kedua sisinya terdapat cermin yang di bevel dan bisa digunakan bergantian dengan cara diputar pada porosnya.

Melihat dari bentuknya, biasanya cermin ini diletakan di atas Meja Rias para putri bangsawan di Eropa. Lagi-lagi saya juga tidak jelas dengan merk maupun tahun pembuatan cermin ini karena saya mendapatkan cermin antik ini dari Ibu Mertua saya. Menurut Beliau cermin antik ini buatan Rusia karena memang disanalah Beliau membeli cermin ini.
 

Saking senangnya saya dengan cermin antik ini, maka bukan di atas Meja Rias kamar tidur saya meletakannya tetapi di atas Meja Konsul foyer Roemah Tempo Doeloe kami yang letaknya berdekatan dengan pintu masuk sehingga siapapun yang datang ke rumah kami akan bisa menikmati keindahan cermin antik ini. Membuat para tetamu wanita kami merasa bak putri bangsawan setiap kali mereka bercermin dengan menggunakan cermin antik ini...

~ PRIVATE COLLECTION ~

Jam Dinding Junghans

Jam Dinding Junghans 3 lubang buatan tahun 1940-an

Jam dinding Junhans buatan Jerman ini memiliki 5 senar baja dengan sistem putar dan berdentang setiap 1/4 jam, keistimewaan dari jam dinding ini selain seluruh materialnya yang masih orisinil juga karena jam ini adalah jam mekanis, alias jam yang sama sekali tidak menggunakan listrik ataupun komponen elektronika seperti baterai. Saya pribadi sangat mengagumi mekanisme kerja jam mekanik yang bisa dibilang tidak sederhana, memerlukan perhitungan dan ketepatan yang prima guna membuat gir-gir kecil didalamnya bisa berputar dan bersinergi secara harmonis dengan puluhan komponen lainnya sehingga menghasilkan presisi yang tinggi.

Menurut artikel yang pernah saya baca bahwa ketepatan dan kualitas seluruh jam yang diproduksi oleh Junghans dipasaran memperoleh penghargaan yang sangat tinggi dari para customer nya serta sangat diminati oleh para penggemar jam. Pabrik Junghans didirikan pada 1861 oleh Erhard Junghans bersama Jacob Zeller, pada mulanya hanya memproduksi komponen-komponen dari jam lain yang sudah ada di pasaran, selanjutnya pada 1866 baru mulai memproduksi jam secara lengkap. Diteruskan oleh anaknya pada 1875, Arthur Junghans menciptakan berbagai macam inovasi baru yang semakin memperkokoh posisi jam Junghans di pasaran saat itu, hingga mencapai puncak kejayaannya pada tahun 1903 dengan 3000 pekerjanya berhasil memproduksi 3 juta jam setiap tahunnya. Bahkan saat ini pabrik pertama mereka dijadikan museum dan peninggalan artifak di Jerman.

Jam dinding legendaris ini dibuat pada tahun 1940-an, dihiasi dengan lukisan motif bunga mawar di sekeliling pinggiran platnya membuat jam dinding ini semakin cantik dan unik, plat dan bandul terbuat dari kuningan yang terlihat sudah rastik terlindung aman didalam kotak kayu jati tua berwarna gelap, kaca pada pintunya pun orisinil dengan ornamen bevel berbentuk bintang semakin menambah kesan vintage. Jam dinding ini masih berfungsi dengan normal dan mengeluarkan suara yang lembut, bukan sekedar dentang akan tetapi memiliki irama yang sangat indah dengan ciri khas tersendiri. Bahkan ada sebagian orang menyebutkan bunyi dentangnya sangat "berwibawa" seperti membawa suasana puri atau kastil kedalam rumah.

Yang jelas bagi saya ada kebanggaan tersendiri dengan memiliki jam dinding legendaris ini terlebih lagi dentangnya yang indah nan lembut dapat merubah suasana Roemah Tempo Doeloe kami..

~ PRIVATE COLLECTION ~

Jam Meja Antik

Jam Meja Antik buatan Rusia

Pertama kali saya melihat jam antik ini yang terbersit dibenak saya bahwa jam ini pasti berasal dari Eropa karena di lihat dari bentuknya yang kental dengan gaya gotik dihiasi dengan ukiran yang njelimet serta terlihat kokoh dan rapih, terbuat dari kuningan utuh yang terasa berat apabila saya angkat. Ternyata betul dugaan saya jam antik ini buatan Rusia, seketika saja terlintas dalam benak saya film yang pernah saya tonton mengenai Kekaisaran Rusia yang dipimpin oleh Tsar Nicholas II sebelum digulingkan oleh pemerintahan Vladimir Lenin pada tahun 1917 yang dikenal dengan sebutan 'Russian Revolution', dalam film tersebut terlihat ukiran perabotannya mirip seperti jam antik ini.

Tidak jelas jam ini dibuat tahun berapa dan merknya apa karena tulisan sudah tidak terlihat lagi yang pasti jam ini saya dapatkan dari Ibu Mertua saya yang hobi mengkoleksi barang antik pada saat Beliau tinggal di Moscow.

Jam antik ini masih berjalan dengan baik dan sekarang bertengger manis diatas piano tua menghiasi Roemah Tempo Doeloe kami, eehhmm.. jadi teringat lagi deh perabotan di Istana Tsar Nicholas II...

~ PRIVATE COLLECTION ~

Senin, 17 Januari 2011

Camera SLR Zenit



Camera SLR merk Zenit buatan tahun 1983

Camera SLR merk Zenit buatan tahun 1983 yang merupakan kamera antik buatan Rusia ini sangat terkenal dengan bentuknya yang kaku namun memiliki kualitas yang sangat prima. Dilengkapi dengan berbagai lensa mulai dari lensa normal, wide dan tele berikut dengan kemasan lensa yang berbentuk silinder terbuat dari kulit.

Kamera ini sudah dimiliki suami saya sejak Beliau SMP, dibeli pada saat suami saya masih tinggal di Moscow, itulah salah satu alasan kenapa kamera ini masih terus dipertahankan walaupun saat ini sudah tidak berfungsi dengan baik tetapi memiliki nilai sejarah tersendiri.
 
Saya pernah menggunakan kamera ini untuk mengabadikan anak saya yang sulung pada saat dia pertama kali bisa tengkurap, tetapi karena flash kamera ini tidak bekerja terpaksa photo session dilakukan di teras rumah guna memanfaatkan flash alami alhasil modelnya sambil berpose tengkurap sekaligus kedinginan...

~ PRIVATE COLLECTION ~

Setrika Ayam Djago

Setika Ayam DJago tahun 1950

Bila melihat setrika kuno legendaris seperti ini, tentunya yang terlintas dalam benak kita adalah betapa beratnya menyetrika pada jaman doeloe, bisa-bisa setiap kali habis menyetrika saya akan panggil tukang urut guna mengurut tangan saya. Yang jelas hasil gosokan dengan menggunakan setrika antik ini sudah pasti licin karena berat setrika jadoel ini mencapai 3kg.

Menurut artikel yang pernah saya baca bahwa kata 'setrika' itu berasal dari bahasa Belanda, Strijkijzer (yang artinya menghilangkan kerutan dari baju dengan alat yang di panaskan), konsep setrika sendiri datangnya dari Cina satu abad sebelum masehi, pada masa itu mereka menggunakan wajan besi berisi batubara dengan pegangan panjang yang kemudian wajan tersebut ditekankan di baju yang akan di setrika. Baru pada abad ke-17 setrika muncul di Barat, yang dikenal dengan nama Sadiron, berasal dari bahasa Inggris kuno Sald yang berarti Solid terbuat dari besi.

Setrika antik ini biasa disebut Setrika Ayam Djago terbuat dari besi pada tahun 1950-an, setiap kali saya memandangnya saya langsung teringat masa kecil  dimana waktu itu saya sering melihat pembantu Ibu saya yang biasa di panggil dengan sebutan "Bibi Tua" menggunakan setrika seperti ini, biasanya dia akan menyalakan arang terlebih dahulu didalamnya dan setelah panas baru menggosokannya diatas sehelai baju.

Karena masih menggunakan arang, maka asap yang dihasilkan hitam dan terkadang saya melihat hidung si Bibi Tua cemong karenanya..



Mobile: 082-111-011-968
- S O L D -

Mesin Jahit Engkol

Mesin Jahit Engkol

Terus terang saya tidak mempunyai pengetahuan sama sekali mengenai mesin jahit terlebih lagi yang modelnya kuno seperti ini dimana masih menggunakan sistem engkol dan tidak ada mejanya, yang jelas mesin jahit antik ini telah menggelitik rasa ingin tahu saya untuk mencari informasi perihal asal usulnya. Yang membuat saya hampir frustasi adalah tidak ditemukannya merk pada mesin jahit antik ini, hanya terlihat ada lubang bekas baut untuk menempelkan merk di badan mesin.
 
Bukan saya namanya kalau tidak penasaran, setelah saya cari tahu melalui internet ternyata ada mesin jahit yang bentuknya mirip sekali dengan mesin jahit engkol ini, menurut artikel yang saya baca bahwa mesin jahit engkol tersebut dibuat oleh perusahaan Katz Brother yang berdiri pada tahun 1864, dimana pendirinya adalah orang berkebangsaan Jerman bernama Katz, setelah terjadi perang dunia ke-I yaitu pada tahun 1906 Katz wafat. Kemudian pada tahun 1922 perusahan tersebut berganti nama karena telah terjadi perubahan kepemilikan. Itu saja informasi yang saya dapatkan, sepertinya saya harus cukup puas dengan informasi sekedarnya ini.

Mesin jahit engkol ini saya temukan diantara banyaknya barang-barang antik di toko jadoel sekitar tempat tinggal saya, terbuat dari besi beralaskan kayu jati tua dan masih dalam keadaan lengkap serta orisinil bahkan keramik pada bagian engkolnya pun masih ada. Hebatnya lagi mesin jahit engkol ini masih dapat diputar dengan baik dan bila dipasangkan jarum serta benang mesin ini masih dapat digunakan yakin si penjual kepada saya.


Dasar mata saya ini tidak bisa melihat barang antik, langsung saja saya bawa pulang mesin jahit engkol ini untuk menghiasi salah satu sudut Roemah Tempo Doeloe kami..

Status: S O L D 

Villa Gedong Poetih

Villa Gedong Poetih Didirikan Tahun 1982

Gazebo Teras Belakang Roemah Tempo Doeloe
Roemah Tempo Doeloe ini berdiri kokoh selama lebih dari 29 tahun diatas lahan seluas 2,000 m. Hal ini terlihat dari beberapa kusen jendela & pintunya yang terbuat dari kayu jati tua yg telah mengalami proses erosi alam. Seluruh cat pada bangunan ini sebelumnya berwarna putih maka tidak heran kalau masyarakat sekitar menyebut rumah berarsitektur jengki ini sebagai 'Villa Gedong Poetih'.

Ciri khas yang paling menonjol dari roemah ini adalah ventilasinya yang berbentuk segi lima, yang merupakan salah satu ciri khas dari rumah berarsitektur jengki. Jengki berasal dari kata yankee atau warga orang Amerika. Arsitektur jengki adalah contoh langgam modern yang ada di Indonesia sekitar tahun 1945-1960 an. Gaya ini sangat unik dan khas karena keberanian dan ‘kegilaan’nya lewat permainan bentuk-bentuk geometris yang mengejutkan. Sebuah kebebasan berarsitektur di Era Modern Indonesia.

Pada awalnya roemah ini dimiliki oleh sepasang suami istri berkebangsaan Amerika yang menyusung rumah kebun dimana roemah ini memiliki banyak ventilasi dan halaman yang luas.

Sejak tahun 2006 Villa Gedung Poetih ini telah beralih kepemilikannya. Tidak banyak perubahan yang dilakukan terhadap roemah ini selain mengganti atap yang sebelumnya menggunakan sirap menjadi genteng plentong dilengkapi dengan nok dan mahkota berornamen Bali mengikuti keinginan pemiliknya yang baru untuk menjadikannya Roemah Tropikal bernuansa Bali.

Di Roemah Tempo Doeloe inilah kami sekeluarga menetap, berlindung dari teriknya matahari dan dinginnya hujan. Semoga roemah ini akan memberikan kebahagiaan bagi kami sekeluarga. Amiin YRA...

Status: PRIVATE COLLECTIONE
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...